Selasa, 02 Maret 2010

Unsur-Unsur Hara Esensial Penting Tanaman

Pertumbuhan dan produksi suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor tanah, iklim dan tanaman itu sendiri yang semuanya saling berin-teraksi satu sama lainnya. Tanah atau lahan sebagai tempat tumbuh tanaman tidak selalu mengandung unsur hara yang cukup dan dalam keadaan siap untuk diserap tanaman. Keadaan ini seringkali menimbulkan problema dalam meningkatkan produksi tanaman. Pada tanah yang miskin akan unsur hara perlu diadakan pemberian unsur hara yang dikenal dengan “pemupukan”.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa petani dalam menerapkan kegiatan agronomis terutama dalam pemupukan hanya mengandalkan pupuk konvensional seperti Urea, SP-36, KCl maupun ZA yang semuanya hanya dapat memenuhi unsur hara salah satu makro seperti N, P, K atau S saja. Sementara itu unsur lain yang dibutuhkan tanaman tidak itu saja meliankan ada 16 macam unsur yang terbagi atas unsur hara makro (C,H,O,N,P,K.Ca,Mg dan S) dan unsur mikro (Fe, Mn, Mo, B, CU,Zn, dan Cl)

Walaupun sekarang banyak beredar pupuk majemuk alternatif yang diproduksi industri pupuk dan beredar di pasaran yaitu campuran dari pupuk tunggal dengan berbagai kompoisisi dan merk dagang berbeda. Bahkan ada pula pupuk yang sudah terkandung semua unsur hara dalam satu kemasan. Namun, kenyataan dilapangan petani saat ini masih banyak yang enggan untuk menggunakannya. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan petani mengenai jumlah dan jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Sehingga tidaklah mengherankan bila penerapan pemupukan tidak diikuti dengan peningkatan produksi karena hanya memenuhi beberapa unsur hara makro saja, sementara unsur mikro yang lain tidak terpenuhi. Padahal meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit, unsur mikro ini tidak kalah pentingnya dengan unsur hara makro sebagai komponen struktural sel yang terlibat langsung dalam metabolisme sel dan aktivitas enzim.
• Sumber unsur mikro dalam tanah
Keberadaan unsur mikro dalam tanah dipengaruhi oleh dua macam yaitu bahan induk tanah dan bahan organik tanah.
• Bahan induk tanah
Kandungan unsur hara mikro tanah dipengaruhi oleh bahan induk atau batuan dasar dari tanah itu sendiri. Adanya proses pelapukan menyebabkan mineral yang mengandung unsur mikro akan mengalami perubahan dan membentuk oksida atau sulfida dari Fe, Mn, Cu dan Zn; silikat sekunder yang mengandung Fe dan Zn; serta anion dalam borat dan molibdat. Dengan demikian, defisiensi unsur hara mikro sering dihubungkan dengan kadar unsur mikro yang rendah dari bahan induk yang terangkut.
• Bahan organik tanah
Bahan organik merupakan sumber unsur mikro tanah yang setelah mengalami proses dekomposisi akan tersedia bagi tanaman. Itulah sebabnya kadar unsur mikro yang belum digarap lebih banyak pada lapisan atas dibandingkan lapisan bawah karena banyaknya kandungan bahan organik.
• Ketersediaan unsur hara mikro
Tingkat ketersediaan unsur hara mikro bagi tanaman sangat tergantung pada pH tanah, proses oksidasi reduksi, adanya unsur yang berlebihan dan bahan organik tanah.
Reaksi unsur hara mikro di dalam tanah pada setiap jenis tanah berbeda-beda. Pada tanah yang ber-pH rendah atau bersifat masam, beberapa unsur mikro lebih banyak tersedia terutama dalam bentuk kation diantaranya Fe, Mn, Zn dan Cu. Bila pH tanah naik maka bentuk ion dari kation tersebut berubah menjadi hidroksida/oksida yang tidak tersedia bagi tanaman. Namun pada unsur Mo dan B justru terjadi reaksi sebaliknya, dimana ketersediaanya akan meningkat bila pH naik. Hal yang perlu diperhatikan dalam hubungannya dengan tanaman adalah bahwa setiap jenis tanaman berbeda-beda kebutuhannya akan unsur mikro sehingga kelebihan sedikit saja akan bersifat racun bagi tanaman.
Ketersediaan dalam tanah dan kebutuhan normal
tanaman akan unsur mikro
UNSUR HARA Ketersediaan dalam tanah (ppm) Kebutuhan Normal Tanaman (ppm)
Boron

Tembaga
Besi
Mangan
Molibdenium
Seng (B)

(Cu)
(Fe)
(Mn)
(Mo)
(Zn) 0.1 - 5

0.1 - 4
2.0 - 150
1.0 - 100
0.05 - 0.5
1.0 - 20 6 - 18 (monokotil)
20 - 60 (dikotil)
5 - 20
50 - 250
20 - 500
0.2 - 1.0
25 - 125
Pada umumnya proses oksidasi terjadi bila didukung oleh pH yang tinggi sedangkan pada pH yang rendah/masam akan terjadi reduksi. Mn, Fe, dan Cu dalam kondisi teroksidasi umumnya kurang larut pada pH yang biasa dijumpai dalam tanah dibandingkan keadaan tereduksi pada tanah-tanah yang sangat masam (reduktif).

Ketersediaan suatu ion/unsur hara juga dipengaruhi oleh ion lain dimana dalam larutan misalnya unsur P dengan Fe dan Zn. Apabila kadar P berlebihan, maka serapan Fe dan Zn akan terganggu, begitu pula bila di dalam tanah banyak terdapat ion bikarbonat seperti efek pengapuran maka serapan Fe akan terganggu.

Bahan organik yang mengandung senyawa-senyawa organik juga mempengaruhi ketersediaan unsur mikro dalam tanah, misalnya bahan organik yang terdiri dari protein, asam amino, asam sitrat dapat bereaksi dengan kation Fe, Zn dan Cu membentuk senyawa organik kompleks sehingga tidak tersedia bagi tanaman.
• Rendahnya Unsur Hara Mikro
Rendahnya unsur hara mikro dalam tanah dapat disebabkan oleh kesalahan dalam teknik budidaya maupun terjadi secara alami seperti : terangkutnya unsur mikro bersama bagian tanaman yang dipanen sehingga persediaannya dalam tanah mencapai titik yang tidak dapat lagi menunjnag pertumbuhan tanaman secara optimal. Kemudian adanya proses pencucian terutama pada tanah yang berpasir. Dan terakhir, tanah yang ditanami secara intensif, namun pupuk yang diberikan hanya mengandung unsur hara makro saja.

Untuk memenuhi kebutuhan unsur hara mikro, maka kita harus melakukan pemupukan tambahan dengan memberikan pupuk pelengkap. Bisa juga kita menggunakan pupuk campuran yang didalamnya sudah terkandung unsur hara makro maupun mikro. Adapun pemberian pupuk tersebut dapat dilakukan melalui akar ataupun lewat daun. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemberian pupuk mikro adalah jenis dan dosis yang dibutuhkan tanaman mengingat unsur ini dibutuhkan dalam jumlah relatif sedikit dan bila berlebihan akan bersifat racun bagi tanaman.

Mengingat pH tanah sangat berpengaruh terhadap tingkat ketersediaan unsur hara mikro, maka pengaturan pH tanah sangat diperlukan. Bila pH tanah rendah, maka dapat dinaikkan dengan pengapuran (dolomit atau kiseret) sedangkan pada pH tinggi dapat diturunkan dengan memberikan belerang. Pada tanah yang ber-pH 5.5 – 6.2 jarang terjadi kekurangan unsur mikro. Jumlah unsur mikro dalam tanah yang dibutuhkan tanaman dalam keadaan normal dapat dilihat pada Tabel 1. (BH, Makassar)
________________________________________